Tanggal 10 November merupakan momen yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada hari inilah kita mengenang para pahlawan yang dengan gagah berani membela bangsa dan tanah air. Mereka adalah sosok-sosok yang rela menyingkirkan kepentingan pribadi demi cita-cita bersama.
Namun, di tengah kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata, perjuangan belumlah usai. Tantangan baru kini hadir dalam bentuk krisis toleransi dan sempitnya pemahaman terhadap keberagaman iman.
Sebagai respons atas tantangan tersebut, STIPAR menyelenggarakan Seminar Nasional bertema "Membangun Pemahaman dan Toleransi dalam Pengalaman Keberagamaan Lintas Iman". Seminar ini menghadirkan tiga narasumber dari latar belakang agama yang berbeda: Bapak Usman Abdul Hamid (Islam), Ibu Helda Yolanda Adoe (Protestan), dan Romo Yoseph Aurelius Woi Bule (Katolik), yang juga merupakan dosen lintas iman di STIPAR Ende.
Ketiga pemateri membahas bagaimana umat beragama dapat menjalankan moderasi beragama di era modern. Pengalaman lintas iman bukan sekadar wacana teoritis, melainkan dapat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Helda Yolanda: "Ende merupakan kota rahim Pancasila, dengan latar belakang budaya, agama, ras, dan golongan yang beragam. Hubungan sosial yang kuat tercipta di antara masyarakat. Keberagaman dan keagamaan adalah wajah Ende. Bagi saya, perbedaan itu nyata dan kita tidak bisa mengabaikan bahwa kita berbeda, baik dari segi agama maupun budaya."
Di era globalisasi dan keterbukaan informasi, isu-isu keagamaan sering kali menjadi sumber perpecahan sosial. Polarisasi identitas, ujaran kebencian berbasis agama, serta misinformasi di media sosial menunjukkan bahwa bangsa ini masih perlu belajar memahami perbedaan.
Dalam konteks ini, peringatan Hari Pahlawan seharusnya dimaknai sebagai ajakan untuk menjadi pahlawan dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan perdamaian lintas iman. Seminar ini diadakan agar mahasiswa memahami cara menjalankan moderasi beragama dan membangun jalan bersama dalam keberagaman iman, serta mengetahui alasan pentingnya moderasi beragama—baik dari tuntutan sosiologis, epistemologis, teologis, maupun ajaran alamiah dan biologis.
Momen ini menjadi ruang dialog yang rasional dan reflektif. Selamat memperingati Hari Pahlawan. Semoga semangat para pahlawan senantiasa membara dalam diri setiap anak muda.
Tulis Komentar