Dari Missio Canonica di STIPAR Ende Ini Pesan Uskup Kepada MahasiswaOleh Mahasiswa STIPAR Ende: Agustina Serlita Meo, Yustika Wea Weli, Agnes Kadi Bili, Maria Frederika Bebhe
Dari Missio Canonica di STIPAR Ende Ini Pesan Uskup Kepada Mahasiswa

Sebanyak 131 Calon Katekis dan Guru Pendidikan Keagamaan Katolik menerima Missio Canonica (Tugas Perutusan-red), dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden. SVD, bersama 13 orang imam, di Aula Mgr. Donatus Djagom SVD, Selasa (25/02/2025).

Pemberian Missio Canonica ini menandai perutusan resmi mereka sebagai pewarta iman yang akan membimbing umat dalam perjalanan spiritual mereka sebagai peziarah pengharapan.

Perayaan misa ini selain dihadiri oleh 131 mahasiswa selaku penerima Missio Canonica  juga diikuti Mahasiswa Stipar Ende dan Dosen serta Tendik (tenaga kependidikan) maupun tamu undangan lainnya.

Ketua Sekolah Stipar Ende, Dr. Fransiskus Z.M. Deidhae, MA mengatakan, pelaksanaan Missio Canonica sebagai perutusan bagi Para Katekis yang sudah disiapkan oleh lembaga ini menjadi Rasul Awam.

Dikatakan dalam aturan gereja, lembaga pendidikan menyiapkan mahasiswa program studi Pendidikan Keagamaan Katolik, tetapi dalam perutusannya diserahkan kepada Uskup sebagai kepala gereja lokal atau Ordinaris wilayah.

Maka dari itu, Uskup yang memimpin perayaan ekaristi, menerima mereka dari lembaga ini dan diutus sebagai rasul di tengah dunia.

Perayaan ini merupakan simbol mereka sebagai rasul resmi dari Gereja yang punya sertifikat dan juga diakui dan dalam perjalanan nanti, bila mereka melanggar norma-norma Gereja, khususnya ajaran-ajaran gereja dalam mengajar atau menjalankan pelayanan mereka nanti, hak mereka sebagai katekis bisa ditarik.

“Jadi, ini adalah perutusan resmi dari Gereja Keuskupan Agung Ende, di mana sekolah ini bernaung,”katanya.

Dalam homilinya Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD mengatakan bahwa  katekis yang berintegritas adalah katekis yang selalu melibatkan diri di masyarakat, gereja dan di tengah-tengah umat.

Seorang pewarta harus bersedia melepaskan dan menanggalkan pola pikir dan tindakan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Ini adalah tindakan profetis untuk menunjukkan makna dan pengajaran alternatif tidak dapat dilalui tanpa kesediaan untuk berkorban,ujar Uskup Paulus Budi Kleden.

““Demikian pula, yang terjadi dengan kita sebagai katekis, sebagai pewarta yang diutus secara resmi oleh gereja. Tugas seperti ini menuntut korban, sebagaimana oleh bacaan pertama dan Injil hari ini namun ia tidak tenggelam dalam keputusasaan sebab kita adalah peziarah yang berjalan bersama Tuhan,”kata Uskup Paulus Budi Kleden.

“Sebagai guru kita, Dia (Yesus-red)  adalah dasar pengharapan kita saat ini, seperti ditegaskan dalam bacaan kedua dari surat Paulus kepada umat di Roma dan harapan itu tidak mengecewakan,”katanya.Pewartaan harus jelas perlawanan mesti tegas dan penampilan mesti koheren,”ujarnya.

“Demikian pula, yang terjadi dengan kita sebagai katekis, sebagai pewarta yang diutus secara resmi oleh gereja. Tugas seperti ini menuntut korban, sebagaimana oleh bacaan pertama dan Injil hari ini namun ia tidak tenggelam dalam keputusasaan sebab kita adalah peziarah yang berjalan bersama Tuhan,”kata Uskup Paulus Budi Kleden.

“Sebagai guru kita, Dia (Yesus-red)  adalah dasar pengharapan kita saat ini, seperti ditegaskan dalam bacaan kedua dari surat Paulus kepada umat di Roma dan harapan itu tidak mengecewakan,”katanya.

Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD yang ditemui seusai pelaksanaan misa mengungkapkan harapannya untuk 131 katekis yang sudah menerima tugas perutusan, yakni agar mereka menjadi katekis dengan iman yang dalam yang bisa diandalkan.

Selain itu dapat kepercayaan dari umat maupun pemimpin gereja serta menjadi orang yang betul-betul berbakti dan punya tanggung jawab  juga dapat melaksanakan apa yang telah dipercayakan.

“Yang terpenting yakni rasa betah di tempat tugas dan juga betah dengan tugas, maksudnya berarti betah di tempat tugas dan juga betah dengan tugas, jangan hanya betah di tempat tugas tetapi tidak betah dengan tugas yang diberikan dan jadilah gembala yang berbau domba,”kata Uskup Paulus Budi Kleden.

Uskup Agung Ende juga berpesan untuk seluruh Civitas Akademika Stipar Ende agar senantiasa tahu bersyukur dan menggunakan waktu dengan semua fasilitas untuk mempersiapkan diri menjadi katekis.

“Tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini. Ingat kalian juga  didukung oleh orangtua yang selalu bekerja keras demi kesuksesan anak-anaknya dan kalian didampingi oleh para dosen yang punya komitmen yang besar,”katanya.

Hal ini merupakan satu berkat khusus karena itu yang pertama, gunakan dengan baik segala fasilitas yang berada di kampus ini agar dapat belajar dengan baik. Kedua, tunjukkan dirimu sebagai orang yang berpendidikan dan menggunakan pemikirannya untuk mengandalkan persoalan, tidak hanya mengikuti emosi tetapi jadi orang yang terlatih untuk menggunakan rasionya ataupun dirinya untuk menghadapi persoalan,ujar Uskup Paulus Budi Kleden.

Serta yang ketiga memiliki  kerjasama yang baik dan selalu bekerja sama dalam tugas yang dipercayakan dan yang terakhir, rajin-rajinlah membaca buku dan mencium buku jangan hanya meluangkan waktu  untuk bermain HP,ujar Uskup Paulus Budi Kleden.



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)