Sekolah Tinggi Pastoral ATMA REKSA (STIPAR) Ende menggelar
Seminar Nasional dalam rangka wisuda Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
(PAK) angkatan XXXI dengan tema “Katekis Peziarah Pengharapan”, Senin
(24/2/2025) di Aula Mgr. Donatus Djagom SVD.
Dr. Norbertus Labu, S.Fil., M.Si selaku
ketua panitia seminar saat ditemui di Aula Mgr. Donatus Djagom, SVD Senin
(24/02/2025) mengatakan bahwa, alasan
memilih tema “Katekis Peziarah Pengharapan”, adalah karena mengikuti tema tahun
Yubilium Peziarah Pengharapan, lalu dalam konteks STIPAR Ende yang mendidik
terutama untuk Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik (PAK), yang menghasilkan
Katekis yang lebih konkrit karena Katekis, juga bagian dari umat yang sedang
berziarah lalu disatukan antara katekis dengan tema tahun Yubilium sehingga
tema yang diambil untuk Seminar Nasional tahun ini adalah “Katekis Peziarah
Pengharapan”.
“Tujuan diselenggarakan Seminar Nasional
ini adalah untuk membuka wawasan kita, wawasan para mahasiswa terutama para
wisudawan yang akan terjun ke medan Pastoral. Disini, wawasannya dibuka dari
perspektif ilmu sosial pendidikan, perspektif filsafat, dan juga dosen katekese
supaya mereka bisa mengembangkan katekese yang lebih aktual, dan lebih mengenal
situasi tempat mereka bekerja,”kata Dr. Norbertus Labu, S.Fil., M.Si.
Dr. Leonardus Mali, L.Ph selaku pemateri
pertama mengungkapkan, ada 3 strategi untuk menerapkan Pro-life dalam dunia
digital yakni,
Pertama katekis harus menguatkan nilai-nilai pengharapan, iman serta tradisi.
Kedua, katekis harus mempunyai kemampuan
yang kuat untuk memilah informasi, mempunyai literasi yang kuat, serta bagaiman
mereproduksi pengetahuan sehingga mampu membuat pilihan yang tepat.
Ketiga, bagaimana kaitannya antara
penerapan nilai pengharapan, iman dan tradisi dengan pengetahuan.
Sementara itu Dr. Marianus Mantovanny
Tapung, S.Fil., M.Pd, selaku pemateri kedua mengaitkan materi seminar tersebut terkait peziarah pengharapan dari
perspektif pendidikan.
“Yang menjadi poin penting bagaimana
katekis kedepannya bisa hadir sebagai pembelajar yang baik ditengah masyarakat,
terutama disaat mereka disekolah. Katekis menjadi pembelajar yang memiliki
ketahanan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan teknologi
digital, yang saat ini bisa dijadikan peluang untuk diintegrasikan dalam
pembelajaran sehingga, lebih optimal sesuai dengan kebutuhan peserta
didik“,katanya.
Semenrara itu Laurentius Y. Rota,
S.Fil.,Mag. Theol, selaku pemateri ketiga memberikan pesan kepada wisudawan dan
mahasiswa lainnya.
“Dalam dunia yang terus berubah, sebagai
katekis harus menjaga identitas diri dan bertanggung jawab dalam tugas serta
mengembangkan kemampuan untuk lebih efektif berinteraksi dengan masyarakat.
Tanggung jawab ini mencakup tidak hanya mengajar tetapi, juga beradaptasi
dengan perubahan sambil tetap memegang nilai-nilai yang ada”, tuturnya.
Peserta seminar Fransisco Baresi mahasiswa
Semester 9 D STIPAR mengatakan bahwa dengan mengikuti seminar tersebut dimaknai
sebagai katekis tetap berziarah dengan dunia yang semakin modern menggunakan berbagai media.
Dikatakan dalam hal ini Artificial
intelligence (AI) sebagai salah satu media untuk berkatekese juga sebagai
pengembang media yang digunakan soft-skill dan hard-skill untuk mengajar dimasa
depan.
Tulis Komentar