Ende, 3 Oktober 2025 - Sekolah Tinggi
Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende menandai usia ke-35 tahun dengan perayaan
Dies Natalis bertema “Komunitas STIPAR Berjalan Bersama sebagai Peziarah
Pengharapan Menuju Gereja yang Ekologis dan Partisipatif”. Acara puncak
berlangsung di Aula Mgr. Donatus Djagom, SVD, dihadiri oleh civitas akademika
dan sejumlah tamu undangan.
Perayaan dimulai dengan misa syukur yang
dipimpin oleh Ketua STIPAR Ende, Dr. Fransiskus Z. M. Deidhae, M.A., bersama
tujuh imam konselebran. Dalam homilinya, Dr. Deidhae mengajak peserta untuk
merefleksikan relasi spiritual dengan bumi dan lingkungan sekitar. Ia menyebut
bumi sebagai “ibu” yang menerima manusia dengan tangan terbuka, seraya
menekankan pentingnya kesadaran ekologis di lingkungan kampus.
Dalam wawancara terpisah, Dr. Deidhae
menegaskan kembali identitas STIPAR sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang
berpijak pada harmoni dengan sesama dan alam ciptaan. “Sebagaimana ditegaskan
oleh Paus Fransiskus dalam Laudato Si’, STIPAR harus menjadi bagian dari
gerakan sinodalitas menuju Tahun Yubileum,” ujarnya.
Dies Natalis tahun ini juga diramaikan
dengan berbagai kegiatan kompetitif dan kreatif. Di antaranya: futsal putra,
voli putri, kuis Kitab Suci, debat, tutur Kitab Suci, pidato Bahasa Inggris,
puisi, paduan suara, fragmen, ja’i kreasi, serta lomba masak pangan lokal.
Mahasiswa dibagi ke dalam enam kelompok besar dan mengikuti seluruh rangkaian
dengan antusias.
Ketua panitia kegiatan, Frater Antonius
Kolo, menyampaikan bahwa tema ekologis dan partisipatif tidak hanya menjadi
slogan, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata. “Kami mengurangi penggunaan plastik
sekali pakai dan mengadakan bakti sosial di Pasar Wolowona, Jalan Gatot
Subroto, dan Pasar Mbongawan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa panitia
mengimbau peserta untuk tidak membawa air kemasan plastik selama kegiatan
berlangsung. “Kami sempat menghadapi tantangan dalam pembuatan baliho kreatif
karena keterbatasan waktu. Ke depan, kami berharap panitia bisa lebih inovatif
dalam menyelenggarakan Dies Natalis,” ujarnya.
Sementara itu, Maria Angelina Ne’o, salah satu mahasiswa STIPAR, menyampaikan harapannya sebagai calon katekis. “Kesadaran ekologis perlu diintegrasikan dalam kurikulum dan diwujudkan melalui kegiatan komunitas. Saya berharap STIPAR terus menjadi komunitas yang kuat dan mampu menjawab tantangan sosial-gerejawi di masa depan,” tuturnya.
Perayaan Dies Natalis ke-35 STIPAR Ende
bukan sekadar peringatan usia, tetapi juga momentum untuk memperkuat komitmen
terhadap pendidikan yang berakar pada spiritualitas ekologis dan partisipasi
aktif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.
Tulis Komentar