STIPAR Ende Rayakan Dies Natalis ke-35: Refleksi Ekologis dan Partisipatif dalam Semangat SinodalitaLaporan oleh: Natalia Baru dan Ernesta Y. Nggaa
STIPAR Ende Rayakan Dies Natalis ke-35: Refleksi Ekologis dan Partisipatif dalam Semangat Sinodalita

Ende, 3 Oktober 2025 - Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende menandai usia ke-35 tahun dengan perayaan Dies Natalis bertema “Komunitas STIPAR Berjalan Bersama sebagai Peziarah Pengharapan Menuju Gereja yang Ekologis dan Partisipatif”. Acara puncak berlangsung di Aula Mgr. Donatus Djagom, SVD, dihadiri oleh civitas akademika dan sejumlah tamu undangan.

Perayaan dimulai dengan misa syukur yang dipimpin oleh Ketua STIPAR Ende, Dr. Fransiskus Z. M. Deidhae, M.A., bersama tujuh imam konselebran. Dalam homilinya, Dr. Deidhae mengajak peserta untuk merefleksikan relasi spiritual dengan bumi dan lingkungan sekitar. Ia menyebut bumi sebagai “ibu” yang menerima manusia dengan tangan terbuka, seraya menekankan pentingnya kesadaran ekologis di lingkungan kampus.

Dalam wawancara terpisah, Dr. Deidhae menegaskan kembali identitas STIPAR sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berpijak pada harmoni dengan sesama dan alam ciptaan. “Sebagaimana ditegaskan oleh Paus Fransiskus dalam Laudato Si’, STIPAR harus menjadi bagian dari gerakan sinodalitas menuju Tahun Yubileum,” ujarnya.

Dies Natalis tahun ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan kompetitif dan kreatif. Di antaranya: futsal putra, voli putri, kuis Kitab Suci, debat, tutur Kitab Suci, pidato Bahasa Inggris, puisi, paduan suara, fragmen, ja’i kreasi, serta lomba masak pangan lokal. Mahasiswa dibagi ke dalam enam kelompok besar dan mengikuti seluruh rangkaian dengan antusias.

Ketua panitia kegiatan, Frater Antonius Kolo, menyampaikan bahwa tema ekologis dan partisipatif tidak hanya menjadi slogan, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata. “Kami mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengadakan bakti sosial di Pasar Wolowona, Jalan Gatot Subroto, dan Pasar Mbongawan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa panitia mengimbau peserta untuk tidak membawa air kemasan plastik selama kegiatan berlangsung. “Kami sempat menghadapi tantangan dalam pembuatan baliho kreatif karena keterbatasan waktu. Ke depan, kami berharap panitia bisa lebih inovatif dalam menyelenggarakan Dies Natalis,” ujarnya.

Sementara itu, Maria Angelina Ne’o, salah satu mahasiswa STIPAR, menyampaikan harapannya sebagai calon katekis. “Kesadaran ekologis perlu diintegrasikan dalam kurikulum dan diwujudkan melalui kegiatan komunitas. Saya berharap STIPAR terus menjadi komunitas yang kuat dan mampu menjawab tantangan sosial-gerejawi di masa depan,” tuturnya.

Perayaan Dies Natalis ke-35 STIPAR Ende bukan sekadar peringatan usia, tetapi juga momentum untuk memperkuat komitmen terhadap pendidikan yang berakar pada spiritualitas ekologis dan partisipasi aktif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)